Rabu, 28 Mei 2008

finish


Pagi tiada terasa disini, seberkas sinar matahari kian memudar. Seperti biasa aku masih disini dengan segala kekuarangan yang ku punya. Aku hanya bisa tertawa dan menangis sendiri, diantara benda-benda mati yang sebenarnya hidup dalam kepalaku. Tapi aku punya sebuah jendela yang selalu menghantarku masuk dalam dunia mereka, Jendela yang setiap hari memberiku cerita. Aku melihat banyak sekali udara disana, orang-orang hidup dengan cinta, anak-anak kecil dengan semua cita-cita mereka, rumput yang menari dan merdu kicauan burung. Aku menyimak semuanya, semua yang aku kenal baik lewat kaca jendela itu. Tapi ini tidak membuatku bahagia, tidak ada yang menjadikannya special karena aku terkubur disini dalam dekap sunyi yang memasung jiwaku. Aku hanya hidup dengan bayangan yang ku punya, berpasangan hingga mati. Karena aku sendiri, diantara dinding kaca dan tembok bata yang mengililingi hidupku.


Dan kata orang bijak, “pergilah ketempat yang mau kau tuju, katakan tidak bila hatimu bilang tidak dan lebarkan senyummu bila kau benar-benar sedang merasa bahagia. Hari ini ketika semua mimpi berakhir pada pagi, aku masih berharap akan ada mimpi yang sama di malam berikutnya. Atau mungkin ada jalan lain menuju mimpi yang sebenarnya nyata. Ya, aku berharap.



Mama cry??? Mungkin, tapi tidak hari ini, seharusnya ini jadi hari yang bahagia, karena mimpi tlah usai dan aku seharusnya sudah terbangun diantara sudut jendela yang kembali memberiku pesan. Dia tidak seperti malaikat, raut wajahnya pun tidak dapat membuatku menangis, karena dunia ini tidak indah, bahkan saat ia melayang didepanku. Couse its nothing special any more. Aku butuh orang yang aku anggap special tapi tidak hari ini, mungkin besok atau lusa, karena aku tidak cacat tapi sedikit menakutkan. Biarkan dia pergi, karena malaikat seharusnya indah dan menyenangkan. Tapi dia tidak, jadi biarkan dia pergi, karena malaikat seharusnya anggun dan cantik.




Tidak ada air mata untuk kepergiaanya, karena aku tidak bahagia. I’m finish, ditempat ini dengan sisa cerita indah yang setiap hari justru membunuhku, hari eksekusi yang tepat datang hari ini, week’an. Benda-benda mati disini bahkan tidak menginginkannya lagi, mereka bahkan sudah tidak ingin mendengar kata cinta yang benar-benar cinta.
Finish_

kembali untuk pagi ku....

Aku bukan lagi jiwa tanpa rasa,
Bukan lagi jalan tanpa ujung, bukan lagi panas tanpa matahari.
Saat ini…
Aku adalah hari dengan berjuta cinta oleh fajar dan senja.
Kembali untuk pagiku,
Banyak harapan dan cita tanpa takut
pada waktu yang siap menerkamku kapan saja.
Wahai pagiku…aku siap bangun dan mengemas barang-barangku dan
Kembali berpetualang denganmu.
Mengelilingi warna-warni kota dan sudut rasa setiap manusia,
Mengenali semua kesempatan yang ada untuk harapan dan tujuan.
Kembali untuk pagiku,
Aku siap kapan saja kau bawa pada penuh makna,
Penuh pesona, penuh tantangan.
Karena kau pagiku awal keindahan hidupku.
Kembali untuk pagiku,
Aku mencintaimu
Karena kau pagiku....

with sorry

Ketika aku mulai berlari, menghempas ragu dalam rundung laraku.
Jiwa ini seakan tidak ingin berkompromi,
tidak untuk yang sekian kali tapi beratus-ratus kali.
Saat ini ini adalah saat-saat terberatku.
Terlalu banyak omong kosong dan hindari kenyataan.
Adakah pilihan untuk memutar ulang kembali agar salahku dapat ku hapus?
Atau kah akan ada kesempatan agar salahku dapat aku tebus?
Mungkin aku harus kembali mati rasa menembus kemelut dalam hati,
riuh hati tak dapat aku selesaikan, walau suara itu terus mendengung di telingaku.
Tanpa basa-basi, tanpa ampun…